Psikoterapi :
Psikologi Klinis dalam Internet
Psikoterapi berasal dari 2 kata yaitu “Psyche” yang artinya
jiwa, dan “Therapy” yang artinya penyembuhan. Terapis adalah, adalah orang yang
melakukan psikoterapis, dan klien adalah orang yang berkonsultasi tentang
masalahnya kepada terapis. Jadi psikoterapi adalah, usaha penyembuhan untuk
masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, kejiwaan, mental dan perilaku
seorang terapis kepada klien yang bermasalah atau berada dalam situasi kejiwaan
yang tidak sama dengan kejiwaan seseorang dalam keadaan normal. Psikoterapi
merupakan proses interaksi formal dua pihak antara terapis dengan klien yang
bertujuan untuk memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada satu klien.
Terapis membantu klien menimalisir masalahnya dengan memberikan masukan-masuk
atau sugesti-sugesti positif pada klien. Pada dasarnya setiap individu memiliki
kemungkinan untuk dapat dipengaruhi melalui intervensi psikologi yang
direncanakan.
Belakangan ini sangat tidak asing lagi melakukan psikoterapi
via internet atau via online. Dimana internet menjadi media penghubung
terjadinya komunikasi antara si terapis dengan klien. Biasanya orang yang
melakukan psikoterapi online ini adalah orang yang cenderung malu untuk
menceritakan masalahnya secara langsung kepada orang lain. Lalu, bisakah dunia
psikologi memberikan dampak yang lebih besar lagi bagi masyarakat dengan
memanfaatkan perkembangan internet, membuat mental seseorang lebih sehat tanpa
ia harus meninggalkan rumah? Secara umum, penggunaan internet saat ini sudah
sangat luas fungsi dan pemakainya, baik di negara maju maupun di negara
berkembang. Data dari World Bank menyebutkan bahwa penggunaan internet dalam
kehidupan sehari-hari di negara berkembang terus meningkat setiap tahunnya dari
5,7% di tahun 2004 hingga 26,5% di tahun 2012.
Kenyataannya, fungsi internet sebagai sarana mencari
pertolongan saat menghadapi masalah psikologis juga semakin marak berkembang.
Banyak ODMK (orang dengan masalah kejiwaan), termasuk orang dengan depresi yang
melakukan hal tersebut. Depresi sendiri adalah sebuah kondisi gangguan
psikologis yang ditandai dengan perasaan sedih atau kekosongan mendalam, seolah
merasa terperosok ke dalam lubang yang gelap dan sulit untuk keluar. Penelitian
menunjukkan bahwa setiap orang akan atau pernah mengalami depresi di suatu masa
dalam hidupnya, dan itu merupakan hal yang wajar. Namun perlu diperhatikan
bahwa depresi bisa bersifat ringan, sedang, hingga berat, dan penanganan yang
diberikan perlu disesuaikan dengan tingkat depresi yang dialami.
Nah, fenomena penggunaan internet oleh orang-orang dengan
depresi ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa orang yang sedang depresi
biasanya menjadi kurang bersemangat beraktivitas, enggan keluar rumah dan
menemui orang lain. Namun, perlu diingat bahwa gejala tersebut tidak serta
merta membuat mereka sama sekali tidak termotivasi untuk memperbaiki kondisi
mereka! Walaupun seringkali sangat kecil, motivasi itu tetap ada dan itulah
yang mendorong mereka untuk mencari pertolongan melalui internet karena mereka
dapat melakukannya seorang diri, tanpa perlu diketahui oleh orang lain.
Sebuah penelitian menarik mengenai rekomendasi masyarakat
terkait cara menghadapi depresi yang diadakan pada tahun 2011 di Vienna,
Austria, menunjukkan bahwa 48,4% dari total sekitar 500 responden melakukan dan
menyarankan orang lain untuk mencari informasi seputar depresi dari internet.
Sementara itu, 39,8% melakukan dan menyarankan orang lain untuk mencari forum
online untuk berkomunikasi dengan sesama pengidap depresi. Fakta ini sangat
menarik, karena walaupun 94% responden memilih untuk mencari dukungan dari
orang terdekat secara langsung, tetapi terlihat pula bahwa internet sudah
menjadi salah satu sarana yang dapat diandalkan untuk mencari pertolongan
ketika menghadapi depresi.
Indonesia pun tentu tidak terlepas dari perkembangan
penggunaan internet untuk pertolongan depresi ini. Melalui social media
facebook misalnya, dapat ditemukan dengan mudah grup-grup yang sengaja dibuat
untuk mempertemukan orang-orang yang mengidap gangguan mood, termasuk depresi,
dan di sana, mereka dapat saling berbagi cerita satu sama lain. Tidak jarang
juga ada psikolog atau psikiater yang aktif terlibat dalam diskusi. Salah satu
contoh grup tersebut bernama Bipolar Center Indonesia yang sudah memiliki lebih
dari 1.000 anggota di Facebook. Komunitas “Bipolar Center Indonesia” ini juga
seringkali mengadakan kegiatan tatap muka, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
keberadaan grup Facebook tersebut membawa banyak manfaat bagi para anggotanya.
Sebagai tambahan, pengalaman penulis menunjukkan bahwa
banyak orang yang mengirim email ke email pribadi penulis untuk berkonsultasi
seputar depresi yang mereka alami. Banyak dari mereka mengaku enggan pergi ke
psikolog/ psikiater karena berbagai alasan, tetapi termotivasi untuk mencari
pertolongan via internet.
Di negara-negara maju, seperti Inggris, Australia, Swedia,
dan Belanda, penggunaan internet untuk penanganan psikologis yang terstruktur
sudah marak dilakukan. Banyak psikolog di negara-negara tersebut mengembangkan
website berisi terapi psikologis dengan sasaran para pengidap depresi dan
berbagai gangguan psikologis lainnya (lihat :www.moodgym.anu.edu.au untuk salah
satu contoh terapi psikologis untuk depresi via website berbahasa Inggris).
Sejak tahun 2010, sekelompok peneliti dari Eropa di bidang psikologi klinis
bahkan sudah menemukan bahwa perilaku mencari pertolongan psikologis melalui
internet dan melalui website terapi psikologis memiliki efektivitas yang setara
dengan pertemuan tatap muka dengan psikolog.
Terapi online kini bisa membantu pasien dan membuat jarak
menjadi dekat serta yang enggan menjadi mau. Ini menarik untuk pasien yang malu
dicap sebagai terganggu jiwanya jika duduk di antrian ke psikiater.
Sebuah penelitian oleh University of Zurich di Swiss dan
University of Leipzig di Jerman dan terbit di Journal of Affective Disorders
menemukan bahwa psikoterapi lewat internet sama efektifnya dengan psikoterapi
langsung. Menurut peneliti, mereka telah mencoba perawatan depresi secara
online yang menggunakan metode dan perawatan psikatri yang sama dengan yang
dilakukan jika bertatap muka langsung.
Dari penelitian, sebanyak 62 pasien dengan depresi menerima
terapi kognitif perilaku dalam jangka waktu dua bulan. Setengah dari pasien
mendapatkan waktu tatap muka seminggu sekali selama satu jam dengan psikiater
dan sisanya menerima perawatan lewat internet yang terdiri dari menulis tugas
dan feedback dari terapis (tanpa interaksi video chatting).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang
berbeda dari hasil terapi dengan dua cara yang berbeda ini. Depresi menghilang
pada 50% pasien yang langsung bertatap muka dan 53% dari mereka yang dirawat
lewat dunia maya.
Setelah tiga bulan, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa
efek perawatan online ternyata lebih tahan lama dimana pasien yang
mendapatkannya sebanyak 57% merasa hidupnya lebih maju dan pasien yang bertatap
muka hanya 42% saja yang merasa ada perkembangan signifikan.
Para ahli berpendapat bahwa terapi lewat internet yang lebih
menekankan kemandirian menjadi salah satu faktornya. Walau begitu, karena
online dan anonim, pasien bisa dengan mudah keluar dari program sehingga cukup
sulit untuk memantau lebih lanjut bagi mereka yang keluar begitu saja.
(PopularScience)
Cara seperti ini mempermudah konsultasi. Karena memiliki
beberapa keuntungan seperti :
1.
Masalah lokasi, misalnya lokasi penyedia layanan
kesehatan mental terlalu jauh atau sulit terjangkau. Bisa juga karena klien
sering bepergian dan jarang menetap di suatu lokasi, jadi sulit baginya
mengunjungi satu lokasi layanan kesehatan mental secara rutin.
2.
Klien sulit menyesuaikan waktu dengan jadwal
praktek psikolog/ psikiater yang biasanya hanya tersedia pada jam kerja.
3.
Biaya konsultasi dengan psikolog/ psikiater yang
terbilang mahal untuk klien-klien dengan latar belakang sosial ekonomi
tertentu. Hal ini mendorong klien untuk mencari pertolongan lewat jalan lain
terlebih dahulu yang lebih ekonomis, salah satunya melalui internet.
4.
Klien merasa terdorong dan percaya bahwa dirinya
dapat berperan mandiri dalam mengenali dan menghadapi masalah kesehatan mental,
dalam hal ini depresi, yang sedang ia hadapi.
5.
Klien yang memiliki motivasi tinggi untuk
menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi merasa cocok dengan gaya mencari
pertolongan via internet karena ia akan banyak mengandalkan dirinya sendiri
selama proses konsultasi atau terapi psikologis.
6.
Banyak sekali klien yang sudah cakap dengan
penggunaan internet dan gadget, sehingga mudah bagi mereka untuk mencari
informasi terkait masalah psikologis yang mereka alami melalui internet.
Sekalipun klien memiliki kesulitan, ia dapat dibantu oleh orang terdekat di
rumah untuk menggunakan internet.
7.
Banyak pengidap gangguan psikologis, termasuk
pengidap depresi, menyatakan bahwa mencari pertolongan di internet secara umum
dapat lebih membebaskan mereka dari stigma bahwa mereka memiliki gangguan jiwa
daripada jika mereka pergi menemui psikolog atau pergi ke rumah sakit jiwa.
Selain itu biasanya orang yang melakukan psikoterapi ini
pada titik awal masalahnya biasanya memberi keuntungan seperti dapat menghapus,
mengubah, dan menghambat gejala lebih lanjut. Selain itu juga meningkatkan
pertumbuhan kepribadian yang positif.
Namun dibalik beberapa keuntungan tersebut juga terdapat
keterbatasan dalam psikoterapi online ini, seperti :
Sang terapis kurang tahu lebih tentang kondisi pasien,
karena sang terapis tidak mengetahui bahasa tubuh klien, karena selain
mendengarkan cerita klien secara langsung, terapis juga harus melihat bahasa
tubuh klien.
Hasilnya kurang akurat karena tidak terjadinya komunikasi
secara langsung.
Ada beberapa contoh aplikasi psikoterapi online ini, yaitu :
ELIZA, sebuah
program perangkat lunak yang ditulis oleh Joseph Weizenbaum pada 1960 untuk meniru
komunikasi seorang terapis. Ini adalah contoh pertama dari computer dimediasi
interaksi menggunakan bentuk yang sangat sederhana dari psikoterapi.
E-Terapi, adalah
sebuah modalitas psikoterapi baru yang menyediakan akses kepada klien untuk
berkonsultasi dengan seorang terapis yang professional dalam kesehatan mental
secara online. Terapi ini juga sering dilakukan melaui komunikasi lewat email dengan terapis, hal
ini juga dapat termasuk chat dan konferensi melalui video call, meskipun cara
ini kurang sering digunakan.
Referensi :
http://carneliaputri.wordpress.com/2014/01/01/psikoterapi-psikologi-klinis-dalam-internet-3/
http://raisamatarinursila.blogspot.com/2013/12/psikologi-dan-teknologi-internet-pokok_8933.html
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi-,6
http://belajarpsikolgi.com/sebuah-pengantar-psikoterapi/
http://ruangpsikologi.com/kesehatan/internet-kini-dan-nanti-pertolongan-pertama-saat-depresi/#ixzz3OKORDB8o
http://intisari-online.com/mobile/read/terapi-lewat-dunia-maya-ternyata-efektif
Tabel Kinerja
NPM
|
Nama
|
Kerja
|
11513981
|
Damar Surya
|
Mencari Materi Tentang Keterbatasan Psikoterapi Online
|
14513212
|
Iga Puspitasari
|
Mencari Materi Tentang Pengertian Psikoterapi Online
|
16513997
|
Putri Andriani
|
Mencari Materi Tentang Kelebihan Psikoterapi Online
|
17513644
|
Riesa Callista
|
Mencari Materi Tentang Aplikasi Psikoterapi Online
|
19513085
|
Valinka Isabella Putri Korompis
|
Menyusun dan Mengedit Materi
|
19513515
|
Yosua Rulianto
|
Membuat Tabel Kinerja
|