KESEHATAN
MENTAL (SOFTSKILL)
KASUS
NEKROFILIA ED GEIN
DAMAR
SURYA IRDANA
11513981
2PA07
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
Bab 1
Latar Belakang
Hasrat untuk berhunga sex adalah salah satu
kebutuhan dasar setiap manusia. Dalam hubungan suami istri, sex adalahn salah
satu hal yang dapat mempertahankan keeratan hubungan tersebut. Namun ada pula
orang yang merasa takut untuk berhubungan badan dengan seseorang, beberapa
orang merasa takut ia akan ditolak atau bahkan dibenci oleh orang yang ingin
mereka ajak untuk berhubung sex, sehingga terjadi penyimpangan kepribadian
hingga akhirnya mereka berhubungan badan dengan mayat. Mereka berhubungan badan
dengan mayat karena mereka berfikir mayat tidak akan melawan atau berperasaan
terhadap apa yang mereka lakukan, hal ini demi menyalurkan hasrat seksual
mereka.
Berhubungan dengan mayat
bukanlah hal yang baru. Bercinta dengan mayat sudah ada sejak zaman mesir kuno.
Para suami yang istrinya meninggal menyimpan mayat istri-istri mereka di rumah
sampai membusuk, karena mereka takut mayat istri mereka akan diperlakukan tidak
senonoh oleh pembalsem (pembuat mumi). Dan yang terkenal di zaman itu adalah
raja Horde. Raja Horde membunuh dan menyimpan mayat istrinya, dan melakukan
hubungan sex dengannya selama 7 tahun.
Bab 2
Landasan Teori
Pada teori Personality
Disorder yang dikemukakan oleh Erich From, memiliki hasrat dan melakukan
hubungan sex dengan mayat, adalah definisi dari Necrophilia. Necrophiliasendiri
berasalh dari bahasa yunani. Necro berarti mayat, dan Filia yang berarti
berteman. Dr. Jonathan
Rosman dan Dr. Philip Resnick membagi Necrophilia menjadi 3 jenis. Necrophilic
Fantasy yaitu berfantasi melakukan hubungan dengan mayat. Necrophilic Regular
yaitu mencari mayat dengan menggali makan untuk mendapatkan mayat dan
berhubungan sex dengannya. Necrophilic Homocide yaitu mencari mayat dengan
membunuh orang terlebih dahulu hingga ia dapatkan mayatnya.
Analisa
Kasus
Ed Gein
Ed Gein yang mempunyai
nama asli Edward Theodore Gein yang hidup sekitar taun 1940an di sebuah
peternakan terpencil di Wisconsin, USA. Ed hidup di sebuah peternakan kecil
bersama ibu dan adiknya.Ed adalah anak yang mempunyai keterbelakangan mental.
Ed sangat mencintai keluarganya terutama ibunya, walaupun ibunya mempunyai
gangguan depresi yang sangat berat.
Suatu hari adiknya meninggal, dan membuat ibunya semakin
depresi. Suatu hari ibunya terkena stroke, sehingga Ed harus merawatnya
meskipun selalu mendengar cacian dari ibunya. Saat Ed berusia 39 tahun, ibunya
meninggal, dan Ed hidup sendiri di peternakan. Ed mulai melakukan banyak hal
seperti membaca majalah tentang perburuan, anatomi tubuh manusia dan Nazi. Ed
berfikir untuk melakukan transgender sehingga dia dapat mejadi ibu bagi dirinya
sendiri.
Suatu hari Ed membaca koran tentang jasad perempuan yang
baru saja dikuburkan di pemakaman dekat dengan peternakannya. Saat malam datang
ia menggali makan tersebut dengan bantuan temannya yang merupakan penggali
kubur. Ed mengambil tubuh wanita tersebut dan membawanya ke dalam rumahnya.
Terkadang Ed mengambil seluruh mayat tersebut, dan kadang juga ia hanya
mengambil bagian dari tubuh atau organnya saja.
Ed ternyata adalah seorang necropolia sejati! Ed
menggunakan bagian-bagian dari mayat tersebut untuk membuat berbagai macam hal,
seperti kepala yang dijadikan hiasan di ujung-ujung ranjangnya, tudung lampu
dari kulit manusia, dan mangkuk sup dari tengkorak kepala manusia, ed menyimpan
dagingnya dikulkas untuk ia makan dan tidak ada yang tau apakah Ed berhubungan
seksual dengan mayat-mayat yang diambilnya.
Suatu hari aksesosirs dan topeng kulitnya tidak bisa
dipakai, sehingga ia membunuh seorang wanita yang memiliki kemiripan dengan
ibunya, 3 tahun kemudian ia melakukan hal yang sama lagi terhadap seorang
wanita, namun polisi mencium aksinya ini dan mendatangi peternakannya.
Saat polisi mendatangi
rumah kecil Ed, yang mereka temui adalah rumah horor yang benar-benar nyata.
Inilah beberapa benda
yang polisi temukan: 4 potong hidung, beberapa tulang dan tengkorak dari mayat
yang berbeda, 9 topeng kulit yang sudah keras, sebuah jantung di dalam panci
diatas kompor, mangkok yang terbuat dari tengkorak manusia, 10 kepala wanita
yang semuanya sudah digergaji bagian atasnya, kulit manusia yang dijadikan
pelapis pada beberapa kursi, beberapa potong alat kelamin yang digarami di
dalam toples, 4 tengkorak manusia di ke-4 ujung ranjangnya, beberapa organ
manusia di dalam kulkas, sepasang bibir yang dirangkai dengan benang, dan
banyak lagi. di dalam langit-langit sebuah lumbung polisi menemukan tubuh
bernice worden yang digantung terbalik, tanpa kepala dan sudah dibelah dari
leher sampai ke kelaminnya. ed Gein mungkin telah memutilasi 15 wanita dan
menyimpan semua sisa tubuh mereka di rumahnya sendiri.
Dilihat dari kasus Ed
Gein ini, dipastikan bahwa Ed mengidap necrophilia, yaitu ketertarikan secara
berlebihan sampai secara seksual terhadap mayat. Ed awalnya mengidap
necrophilia regular, yaitu ia mencari mayat hanya dengan menggali dari
makam-makam yang sudah ada, tapi hal ini berkembang menjadi necrophilia
homicide, yaitu membunuh terlebih dahulu seseorang untuk mendapatkan mayatnya.
Ed pada awalnya sangat mencintai ibunya, mungkin ia mengidap oedipus complex,
setelah ibu yang dicintainya meninggal ed mulai belajar tentang anatomi tubuh
manusia terutama wanita, mungkin ini didasari rasa cinta terhadap ibunya
sehingga Ed menjadi penasaran dengan tubuh wanita. Setelah mendapatkan mayat
pertama, kecintaan Ed mulai bergeser terhadap mayat itu sendiri, dan sebelum
ditangkap ia sampai pada Necrophilia Homicide yang merupakan kecintaan terhadap
mayat pada tahap yang paling akhir.
Bab 3
Penutup
1.
Kesimpulan
Necrophilia dilatar
belakangi oleh Personality Disorder, Yaitu gangguan kepribadian. Gangguan
kepribadian disebabkan penyakit mental yang merusak diri, dimana pola dan
perilaku pengidap menjadi kacau karena tidak memperhatikan aspek lingkungan.
Necrophilia terjadi
karena ketidak mampuan untuk berinteraksi dengan orang sekitar, sehingga
pengidap tidak mampu mendekati lawan jenis dan berhubungan seksual. Dan
pengidap necrophilia sangat mungkin menjadi necrophilic homicide jika pengidap
tidak mampu menemukan mayat untuk menyalurkan hasrat seksualnya, dan jika bagi necrophilic
fantasy berarti hanya dengan berimajinasi sudah tidak mampu memuaskan hasrat
seksualnya, sehinggal naik ke tahap yang lebih parah.
2.
Saran
Orang-orang yang kurang
mampu berkomunikasi tidak seharusnya kita tinggalkan. Kita yang memiliki
toleransi dan kemampuan berkomunikasi yang lebih tinggi seharusnya menolong
orang seperti itu untuk berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Karena
jika kasus seperti itu terjadi, tidak selalu bisa kita salahkan pada orang
tersebut, tapi kitapun ikut ambil kontribusi dalam terjadinya kejadian
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA